Friday, July 13, 2012

CERITA SESAAT*

(Translated from Ernest Hemingway’s a very short story)

Suatu petang yang panas di Padua, mereka membawa lelaki itu naik ke atap membuatnya melihat seluruh puncak kota. Burung-burung cerobong asap tampak di angkasa.  Sesaat kemudian hari beranjak gelap dan sorot-sorot lampu pun mulai bermunculan. Beberapa dari mereka turun mengambil botol. Lelaki itu dan Luz bisa mendengar mereka di bawah, di sebuah balkon. Luz duduk di atas tempat tidur. Ia tampak sejuk dan segar di malam yang gerah.

Luz tinggal untuk bertugas malam selama tiga bulan. Mereka senang  Luz disana. Ketika mereka mengoperasi lelaki itu, Luz lah yang menyiapkan meja operasi untuknya; dan mereka pun bersenda gurau tentang teman atau suntikan. Lelaki itu mulai tak sadarkan diri, memegangi dirinya sendiri kuat-kuat, hingga tak sepata katapun keluar dari mulutnya selama pembicaraan yang konyol itu. Setelah lelaki itu menggunakan kruk, biasanya ia akan langsung mengukur suhunya, jadi Luz tak perlu repot-repot beranjak dari tempat tidur. Hanya ada sedikit pasien disana, dan mereka semua tahu itu. Mereka menyukai Luz. Selama berjalan kembali menyusuri lorong-lorong, lelaki itu memikirkan Luz di tempat tidurnya.

Sebelum lelaki itu kembali ke sektor, mereka berdua pergi ke Duamo dan berdoa. Redup dan tenang, beberapa orang juga berdoa disana. Mereka ingin menikah, tapi tak ada cukup waktu untuk menikah resmi di gereja, akte kelahiran pun mereka tak punya. Mereka merasa seolah-olah telah menikah, mereka ingin semua orang tahu itu, dan untuk mewujudkannya mereka berdua tidak akan menyerah.

Luz menulis banyak surat yang tak pernah lelaki itu terima sampai genjatan senjata  usai. Lima belas surat datang ke sektor secara bersamaan, lelaki itu mengurutkannya sesuai tanggal lalu membaca semuanya saat itu juga. Semua bercerita tentang rumah sakit, tentang betapa besar Luz mencintainya, tentang bagaimana mungkin sejauh ini berlangsung tanpa dirinya, dan betapa sakit saat merindukannya di malam hari.

Setelah genjatan senjata, mereka setuju lelaki itu pulang untuk mencari pekerjaan dan selanjutnya mungkin menikah. Luz tidak akan pulang sampai lelaki itu mendapat pekerjaan yang bagus, dan datang ke New York untuk menemuinya. Semua tahu, lelaki itu takkan mabuk, tak ingin menemui teman-temannya atau siapapun di Amerika. Hanya untuk mencari pekerjaan lalu menikah. Di kereta dari Padua ke Milan mereka berselisih tentang ketidaksediaan Luz untuk sekalian pulang. Ketika mereka harus berpisah di stasiun Milan, mereka berciuman yang tentunya tidak diakhiri dengan pertengkaran. Lelaki itu merasa sangat sakit berpisah seperti itu.

Lelaki itu pergi ke Amerika menggunakan kapal dari Genoa. Luz kembali ke Pordonone untuk membuka rumah sakit. Saat itu suasana sepi dan hujan, ada batalion arditi yang bermarkas di kota itu. Tinggal di kota hujan yang becek membuat mayor batalion itu bercinta dengan Luz, dan Luz tak pernah kenal orang italia sebelumnya. Pada akhirnya ia menulis surat ke Amerika dan mengatakan bahwa cinta mereka hanyalah cinta monyet. Luz meminta maaf, ia tahu lelaki itu mungkin takkan mengerti, tapi Luz yakin suatu saat nanti ia akan memaafkan Luz dan berterima kasih padanya, dan Luz berharap, tanpa diduga-duga sama sekali, ia akan menikah di musim semi. Luz selalu mencintai lelaki itu, tapi sekarang ia sadar bahwa cinta mereka hanyalah cinta monyet. Ia berharap lelaki itu akan mendapat pekerjaan yang hebat, dan ia sangat percaya itu. Luz tahu bahwa inilah yang terbaik.

Mayor itu tidak menikahi Luz di musim semi, atapun musim-musim lainnya. Luz juga tak pernah mendapat balasan atas suratnya ke Chicago. Tak lama setelah lelaki itu tertular gonoria (penyakit kencing nana) dari seorang pramuniaga di putaran swalayan saat naik taxi melewati Lincoln Park.

*Tugas matkul Advanced Translation jaman dulu-dulu...:)

No comments:

Post a Comment