Thursday, August 9, 2012

Betina Kucing (part 1)

Beberapa minggu lalu saya mendapati kucing betina di rumah saya sedang hamil besar, entah itu kehamilan yang ke berapa. Mungkin yang pertama kali, sebab seingat saya beberapa bulan sebelumnya kucing tersebut masih remaja.

Untuk ukuran kucing betina, dia tidak terlalu cantik. Dia memiliki bulu bewarna campuran hijau tua, coklat dan hitam, kalo' orang jawa bilang wulu krawu. Parasnya biasa saja, tidak jauh beda dengan kucing-kucing lainnya. (saya tidak terlalu mengerti tentang kecantikan kucing, tidak seperti teman saya yang bisa menilai atau membandingkan kecantikan kucing dengan manusia, bahkan menurut teman saya itu ada kucing yang parasnya mirip Wulan Guritno atau Luna Maya. Ada-ada saja).

(kembali ke kucing). Kebiasaan dia yang paling melekat di benak saya adalah dia selalu mengeong setiap kali mendengar suara denting piring, sendok, atau suara lainnya dari ruang makan. Ngeongannya yang manja membuat saya selalu menyisihkan sisa lauk serta nasi untuk dia makan. Dengan senang dia akan melahapnya.

Tapi malam tadi sedikit berbeda. Dia hanya memandangi piring plastik berisi nasi dan lauk yang saya sodorkan kepadanya. Tumben, pikir saya. Jangan-jangan dia mau melahirkan. Saya berkesimpulan demikian karena beberapa hari terakhir dia juga bertingkah yang aneh pula, lebih manja dari biasanya. Dia lebih sering menggosok-gosokkan tubuhnya di kaki siapa pun yang berdiri di dekatnya, mencari perhatian, mungkin berharap ada yang mau mengelusnya. Malam itu saya tidak terlalu memperdulikan, toh kalau nanti dia lapar, dia pasti makan.

Menjelang pagi saya mendengar ngeongan bayi-bayi kucing dari samping rumah. Perkiraan saya benar, rupanya dia telah melahirkan anak-anaknya. Di sebuah kardus, di atas papan kayu, di sana saya dapati tiga ekor bayi kucing tergeletak bersama segumpal tipis serupa daging berwarna merah, yang mulai didatangi semut. Itu ari-arinya.  Si kucing betina tak tampak di sana. Entah kemana dia pergi, sedang mencari makan barang kali. Tapi sepertinya tidak mungkin, karena biasanya jika dia lapar, dia akan mengeong di depan pintu dapur saya. Yang jelas dia telah meninggalkan anak-anaknya di tempat yang kurang nyaman menurut saya. Apalagi di sana terdapat ari-ari yang semakin lama mengundang semakin banyak semut. Bisa saja semut-semut itu juga akan mengerubungi bayi-bayinya.

Setahu saya, seekor kucing yang telah melahirkan, dia akan menyingkirkan ari-ari yang keluar bersama anak-anaknya, biasanya dengan cara dimakan. Tapi kucing betina ini tidak melakukannya. Mungkin ini pertama kalinya dia melahirkan. Jadi belum tahu atau belum berpengalaman. Ini kucing, kucing betina, bukan sapi, kambing , apalagi anjing. Lo' manusia mungkin ceritanya bakal beda. Sekali lagi ini kucing, kucing betina di rumah saya. Masih banyak cerita tentang betina-betina lainnya.

No comments:

Post a Comment