Beberapa minggu lalu saya mendapati kucing betina di rumah saya sedang hamil besar, entah itu
kehamilan yang ke berapa. Mungkin yang pertama kali, sebab seingat saya
beberapa bulan sebelumnya kucing tersebut masih remaja.
Untuk ukuran kucing
betina, dia tidak terlalu cantik. Dia memiliki bulu bewarna campuran hijau tua,
coklat dan hitam, kalo' orang jawa bilang wulu
krawu. Parasnya biasa saja, tidak jauh beda dengan kucing-kucing
lainnya. (saya tidak terlalu mengerti tentang kecantikan kucing, tidak seperti
teman saya yang bisa menilai atau membandingkan kecantikan kucing dengan
manusia, bahkan menurut teman saya itu ada kucing yang parasnya mirip Wulan
Guritno atau Luna Maya. Ada-ada saja).
(kembali ke kucing).
Kebiasaan dia yang paling melekat di benak saya adalah dia selalu mengeong
setiap kali mendengar suara denting piring, sendok, atau suara lainnya dari
ruang makan. Ngeongannya yang manja membuat saya selalu menyisihkan sisa lauk
serta nasi untuk dia makan. Dengan senang dia akan melahapnya.
Tapi malam tadi
sedikit berbeda. Dia hanya memandangi piring plastik berisi nasi dan lauk yang
saya sodorkan kepadanya. Tumben, pikir saya. Jangan-jangan dia mau melahirkan.
Saya berkesimpulan demikian karena beberapa hari terakhir dia juga bertingkah
yang aneh pula, lebih manja dari biasanya. Dia lebih sering menggosok-gosokkan
tubuhnya di kaki siapa pun yang berdiri di dekatnya, mencari perhatian, mungkin
berharap ada yang mau mengelusnya. Malam itu saya tidak terlalu memperdulikan,
toh kalau nanti dia lapar, dia pasti makan.
Menjelang pagi saya
mendengar ngeongan bayi-bayi kucing dari samping rumah. Perkiraan saya benar,
rupanya dia telah melahirkan anak-anaknya. Di sebuah kardus, di atas papan
kayu, di sana saya dapati tiga ekor bayi kucing tergeletak bersama segumpal
tipis serupa daging berwarna merah, yang mulai didatangi semut. Itu
ari-arinya. Si kucing betina tak tampak
di sana. Entah kemana dia pergi, sedang mencari makan barang kali. Tapi
sepertinya tidak mungkin, karena biasanya jika dia lapar, dia akan mengeong di
depan pintu dapur saya. Yang jelas dia telah meninggalkan anak-anaknya di
tempat yang kurang nyaman menurut saya. Apalagi di sana terdapat ari-ari yang
semakin lama mengundang semakin banyak semut. Bisa saja semut-semut itu juga
akan mengerubungi bayi-bayinya.
Setahu saya, seekor
kucing yang telah melahirkan, dia akan menyingkirkan ari-ari yang keluar
bersama anak-anaknya, biasanya dengan cara dimakan. Tapi kucing betina ini
tidak melakukannya. Mungkin ini pertama kalinya dia melahirkan. Jadi belum tahu
atau belum berpengalaman. Ini kucing, kucing betina, bukan sapi, kambing ,
apalagi anjing. Lo' manusia mungkin ceritanya bakal beda. Sekali lagi ini
kucing, kucing betina di rumah saya. Masih banyak cerita tentang betina-betina
lainnya.
No comments:
Post a Comment